Salah satu kesuksesan Tim nasional Indonesia U-19 meraih trofi Piala AFF U-19 2013 adalah polesan tangan dingin pelatih Indra Sjafri. Pelatih berusia 50 tahun itu mampu membawa Evan Dimas dan kawan-kawan juara setelah mengalahkan Vietnam 7-6 melalui adu penalti, setelah dalam 120 menit bermain imbang 0-0 di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Minggu (22/9/13).
Kendati demikian, apa sebetulnya kiat atau kunci sukses Indra dalam menukangi penggawa-penggawa Garuda Muda hingga menjadi juara?
"Saya tegas ketika melatih dan fair dalam memperlakukan pemain," kata pelatih berusia 50 tahun itu ketika dihubungi Liputan6.com, Rabu (25/9/13). "Namun ketegasan tersebut bukan berarti dengan intonasi tinggi atau marah-marah."
Menurut Indra, tegas yang ia terapkan adalah dengan tindakan. "Salah satu contoh, saya pernah mengeluarkan satu pemain karena perilakunya tidak baik, di luar lapangan maupun di lapangan. Saya tidak memarahinya, tetapi saya langsung mencoretnya dari tim," ujar Indra.
Indra juga memiliki cara tersendiri dalam membangun tim. Ia rela meluangkan banyak waktu untuk 'blusukan' ke pelosok kota maupun daerah guna mencari talenta-talenta muda. "Sekitar 58 tempat sudah saya singgahi," ucap Indra.
Ada tiga misi penting yang dilakukan Indra ketika melakukan blusukan. "Pertama, saya selalu membangunkan semangat para pelaku sepakbola di daerah tersebut untuk memajukan sepak bola Indonesia dengan berdialog," kata Indra.
"Kedua, saya melakukan coaching clinic dengan pelatih-pelatih yang ada di daerah tersebut, termasuk juga dengan pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB)," sambungnya. "Terakhir, saya baru melakukan scouting (pencarian bakat)."
Kemudian, apa saja yang menjadi penilaian Indra ketika melakukan scouting? "Ada empat hal yang menjadi pertimbangan saya dalam melihat talenta pemain. Yaitu skill, teknik, fisik dan mental," ucap Indra.
Kendati demikian, untuk menjadi penggawa timnas, Indra memiliki kriteria tambahan. "Saya juga mempertimbangkan jiwa nasionalis. Percuma kalau ada pemain memenuhi empat kriteria itu tetapi tidak memiliki jiwa nasionalis. Maka ia hanya ingin bermain untuk uang, bukan negara," papar Indra.
Sebelum menjuarai AFF U-19, Indra Sjafri sudah mempersembahkan gelar juara di turnamen Hong Kong International Youth Football yang berlangsung dari 27-29 Januari 2012 bersama Timnas U-17. Awal tahun berikutnya, Indra kembali juara di turnamen yang sama, namun kala itu bersama Timnas U-19. (bek)
Sumber :http://bola.liputan6.com/read/702742/kunci-sukses-indra-sjafri-bawa-timnas-juara-aff-u-19Banyak Tawaran Melatih Klub, Indra Tetap Pilih Timnas U-19
Keberhasilan Timnas U-19 menjuarai Piala AFF 2013 kian melambungkan nama sang pelatih Indra Sjafri yang mengarsiteki Garuda Muda itu. Seiring dengan kesuksesan tersebut, tawaran untuk melatih klub terus berdatangan. Namun sepertinya Indra bergeming dan tetap ingin fokus melatih Timnas U-19 menghadapi gelaran babak kualifikasi Piala AFC 2014 yang sudah terbentang di depan mata.
"Memang ada tawaran untuk melatih klub, tetapi sekarang ini saya tegaskan untuk fokus melatih Timnas U-19 dulu," ujar pelatih asal Sumatra Barat itu kepada Liputan6.com, Rabu (25/9/2013) petang WIB.
Indra tak memungkiri, keberhasilan Timnas U-19 menjuarai AFF U-19 2013 yang menjadi pijakan dasar klub memintanya berpaling. Kini pelatih berusia 50 tahun itu masih ingin memuaskan diri meraih prestasi lebih tinggi.
"Kepuasan saya saat ini adalah membawa timnas kembali juara. Memang, kalau mau memikirkan diri pribadi, maka melatih klub lebih baik. Tapi sekarang saya ingin fokus melatih timnas," ungkapnya.
Kualifikasi Piala AFC U-19 2014 akan berlangsung pada 8-10 Oktober mendatang. Indonesia tergabung di Grup G, bersama dengan Laos, Filipina dan Korea Selatan. (Vin)