Display-nya informatif dan mudah dilihat
Power mode pada motor ini ada dua, yaitu Full dan Low. Saat pilih full semua tenaga disalurkan ke roda belakang, sedang low untuk yang menginginkan efek tenaga lebih halus. Cocok banget nih saat hujan.
Ketika di tes menggunakan dynamometer Dynojet 250i milik Sportisi Motorsport, dalam kondisi low powernya cuma 142,85 dk/10.500 rpm, sedang full 180,3 dk/10.600 rpm.
Sedang KTRC mengatur agar roda belakang tidak spin. Yang ini untuk mengamankan pengendara dari kondisi yang tidak diinginkan ketika tiba-tiba roda belakang slip. Ada tiga level dari off, 1, 2 dan 3. Angka 3 artinya KTRC menjaga roda belakang agar makin minim sliding.
Buat pemula, kombinasi tenaga low dan KTRC di level 3 cukup untuk jalanan di Jakarta yang kondisi aspalnya kurang bagus atau saat hujan. Sedang power mode full memang cocok untuk yang doyan jambakan mesin 4 silinder 1.441 cc khas Kawasaki ini.
Kalau yang mau merasakan sensasi wheelie sambil roda belakang spin, boleh coba kombinasi full power dan KTRC 1. Dijamin jantung sering berdebar saat roda belakang menjadi liar. Oiya, pada pilihan full power, tidak bisa berkendara dalam kondisi KTRC off. ECU langsung memerintahkan KTRC di posisi minimal 1.