.jpg)
.jpg)
Tak demam ataupun mengidap epilepsi, wanita ini kebingungan ketika suatu hari ia mendadak kolaps karena kejang-kejang hebat yang dialaminya. Yang tak kalah mengejutkan ternyata kejang ini disebabkan oleh tumor otak yang telah tumbuh bersamanya selama 10 tahun.
Donna McWhinnie tak pernah menyangka jika di otaknya terdapat tumor glioma yang terus tumbuh selama 10 tahun. Ibu muda ini pun tak pernah mengalami gangguan kesehatan serius sebelumnya sebelum akhirnya kejang itu terjadi pada tanggal 24 Februari 2013.
Setelah dicek, ternyata tumor di otak wanita yang tinggal di Wishaw, South Lanarkshire, UK ini berukuran sepanjang 10 cm dan lebar 5 cm atau separuh dari otaknya.
"Saat itu saya sedang menginap di rumah seorang teman di Falkirk. Tapi ketika terbangun keesokan paginya saya merasa tak enak badan. Awalnya saya kira itu hanya pening biasa," kisah Donna seperti dilansir Daily Mail, Rabu (25/9/2013).
"Sisi tubuh saya yang sebelah kanan pun mendadak mati rasa. Anehnya saat seseorang memberi saya sekaleng minuman, saya memang memegangnya tapi saya tak bisa merasakannya di tangan saya. Saya pun sempat membenturkan kepala ke bak mandi, beruntung teman saya, Pamela berada disana. Ia menyelamatkan nyawa saya," sambungnya.
Pamela (25) yang kini tinggal bersama Donna, pun menyalakan alarm tanda bahaya dan membaringkannya. "Situasi pada waktu itu sungguh menakutkan namun saya tahu Donna akan membutuhkan saya sehingga saya harus tetap tenang," tuturnya.
Wanita berusia 26 tahun itu pun bergegas dibawa ke rumah sakit di Larbert dimana ia sempat mengalami dua kali kejang sebelum akhirnya dipindahkan ke Edinburgh untuk menjalani scan MRI yang memastikan adanya tumor di sisi kiri otaknya.
"Ini adalah sebuah tumor glioma yang tumbuh secara perlahan, dan dari skala 1-4, tumornya berada pada skala 2. Dokter awalnya juga sempat tak percaya karena saya tak pernah memperlihatkan gejala apapun. Saya juga pernah melahirkan namun tak terasa apapun di kepala saya," ungkap Donna.
"Bedanya karena bagian otak saya yang terkena tumor adalah yang berkaitan dengan emosi, itu membuat saya jadi orang yang tak begitu emosional. Saya juga tak pernah menangis. Wajar saja kalau begitu," tambahnya.
Kemudian Donna menjalani biopsi sekaligus radioterapi di Beatson Cancer Centre, Glasgow, dengan jadwal lima hari seminggu selama enam minggu. Beruntung ibu dari bocah berusia 21 bulan bernama Taylor ini merasa beruntung dengan keberadaan teman-teman dan keluarganya yang selalu berada di belakangnya, membantunya menghadapi penyakit serius yang diidapnya, termasuk mendukungnya selama menjalani pengobatan yang menyakitkan.
Kabar baiknya, pasca terapi, dari hasil scan diketahui jika ukuran tumor Donna tak lagi bertambah, meski mungkin takkan mengecil. Hanya saja ia bersyukur tekanan di kepalanya menjadi berkurang.
"Dokter mengaku sangat terkejut saya tak merasa dilumpuhkan oleh sakit kepala hebat akibat tekanan di otak saya. Dan saya juga diberitahu jika ini mungkin akan tumbuh lagi di masa depan sehingga saya butuh kemoterapi. Namun sekarang saya hanya ingin mengawasi gejala-gejala yang ada melalui check-up rutin. Ini membuat saya merasa baik-baik saja," tandasnya.
Kini Donna bertekad menjalani hidup dengan sepenuh hati, sampai-sampai ia rela melepaskan salon rambut yang dimilikinya di Wishaw agar bisa menghabiskan banyak waktu dengan putra tunggalnya.
Tak hanya itu, tumor di otaknya pun mendorong Donna untuk mendedikasikan diri dalam membantu sesamanya. Baru-baru ini Donna menggelar malam galang dana di Wishaw dan tak disangka ratusan teman dan anggota keluarga berkumpul untuk mendukungnya.
"Itu adalah malam yang luar biasa dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada siapapun yang telah begitu dermawan menyumbangkan uangnya. Kami berhasil mengumpulkan dana 3.000 poundsterling untuk Beatson West of Scotland Cancer Centre dan 3.000 poundsterling lainnya untuk Brain Tumour Research, padahal target awal saya hanyalah 5.000 poundsterling, dan saya sangat puas dengan hasil yang kami peroleh," tutupnya.
(vit/mer)
